Dahula kala ada satu cerita dongeng tentang seorang pria desa yang
miskin. Dia tinggal sendiri dirumah yang berlumpur serta atap jerami.
Pria tersebut tidak mempunyai istri, ia memasak, mencuci dan bekerja di
kebun dan sawah untuk diri sendiri.
Pada saat hari ini ada seekor rubah yang memperhatikannya lewati
jendela. Rubah itu merasa kasihan melihat laki-laki itu. Sehingga, pada
suatu hari rubah itu ingin membantu dan pada saat laki-laki itu pergi
untuk bertani, rubah itu masuk melewati jendela pada pagi harikemudian
menjelma menjadi seorang wanita cantik jelita. Ia membersihkan rumah itu
dan memasak untuk laki-laki itu, dia lalu menghilang didalam hutan pada
sore harinya sebelum laki-laki itu pulang dari bertani atau berkebun.
Hal tersebut berlangsung beberapa saat sampai petani itu curiga, siapa
yang membersihkan rumahnya. Jadi ia bersembunyi di tong air yang besar
dan menunggu dengan senjata disampingnya. Beberapa saat kemudian, ia
melihat seekor rubah masuk dari jendela ke dalam rumahnya. Ia ingin
menembaknya tetapi beberapa saat kemudian rubah itu menjelma menjadi
seorang wanita yang cantik. Dan kulit rubahnya jatuh ke tanah.
Petani itu menunggu sampai wanita ke kamar sebelah. Lalu ia merangkak
keluar dan mengambil kulit rubah dan menyimpannya di bawah tong air,
kemudian menyelinap pergi. Pada saat sore harinya, wanita itu selesai
mengerjakan tugas rumah itu, lalu ia mencari kulit rubah untuk pergi ke
hutan kembali, tetapi ia tidak dapat menemukannya. Lalu, petani itu
pulang dan melihat wanita itu dirumah sedang mencari-cari. Petani itu
pura-pura kaget dan wanita itu memberitahu kepada laki-laki itu bahwa ia
tersesat dan tak tahu jalan pulang. Si wanita rubah sangat khawatir
jika laki-laki itu mengetahui dirinya adalah penjelmaan dari rubah.
Karena si wanita tersebut tak tahu arah mana rumah dan kampungnya, si
laki-laki itu pun menyuruhnya untuk beristirahat saja di gubuknya. Mau
tidak mau si wanita akhirnya menetap di gubuk tua milik si laki-laki
desa tersebut, karena tak juga dapat menemukan kulit rubahnya. Sedangkan
si laki-laki sangatlah senang karena sekarang sudah ada wanita yang
mengerjakan tugas-tugas rumahnya dengan bersih dan rapi serta
masakan-masakan enak setiap harinya.
Tak lama kemudian mereka menikah, mereka hidup bahagia bersama untuk
beberapa tahun, sampai mereka punya anak. Pada suatu hari petani itu
berkata ke anak-anaknya dengan maksud berkelakar,
“Ibumu adalah seekor rubah”. Anak kecil itu melihat ke ibunya lalu berkata,
”Ia bukan rubah, dia adalah ibu kita yang cantik”. jawab anak-naknya
Petani itu memberi bukti dengan menunjukkan kulit rubah, lalu ia
berjalan ke tong air dan mengambil kulit rubah yang ia sembunyikan itu.
Dia mengira bahwa itu adalah lelucon yang hebat, akan tetapi pada saat
petani itu mengambil dan memperlihatkan kepada anak-anaknya tanpa
menyadari istrinya sedang memperhatikan kelakaran tersebut sambil terus
menatap suaminya.
"hah..jadi selama ini suamiku mengetahui kalau aku seorang wanita
jelmaan rubah ?" si wanita itu bergumam sendirian sedangkan matanya
terus memandangi dengan teliti setiap gerakan si laki-laki petani yang
telah menajadi suaminya itu.
Dan ketika si laki-laki petani itu menunjukkan kulit rubah itu kepada
anak-anaknya dengan secepat kilat ibu mereka mengambil kulit rubah itu
dan berubah menjadi rubah dan pergi ke dalam hutan, dan mereka tidak
pernah melihat rubah itu selamanya lagi. Hal itu membuat si laki-laki
itu sangat menyesal dan anak-anaknya telah kehilangan ibunya.
Sedangkan Si wanita jelmaan rubah tersebut setiap hari tanpa disadari
oleh anak-anaknya dan suaminya selalu menjaga dan memperhatikan mereka
dan menjaga mereka dari orang-orang jahat atau menjaga hewan-hewan
ternak milik mereka.
Nahh, satu pelajaran berharga yang dapat kita peroleh dari dongeng ini
adalah bahwa kebohongan yang disimpan beberapa lama pun pasti akan
terungkap sedangkan kejujuran meskipun pahit dan tidak menyenangkan
tetapi tidak akan menyakiti kita dihari depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar