BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam perkembangan mutu pendidikan yang semakin pesat dewasa
ini sangat diperlukan adanya manajemen yang baik dalam bidang pendidikan
sendiri. Oleh sebab itu, kita sebagai bibit-bibit anak bangsa yang unggul dan
calon manajerial pendidikan sangat antusias harus berusaha mewujudkan tujuan
dan cita-cita pendidikan Indonesia yang lebih baik dengan memberikan inovasi
pendidikan yang mengutamakan kenyamanan anak dalam belajar untuk mencapai
keberhasilan pendidikan. Bertolak dari asumsi bahwa life is education and
education is life dalam arti pendidikan sebagai persoalan hidup dan
kehidupan maka diskursus seputar pendidikan merupakan salah satu topik
yang selalu menarik. Setidaknya ada dua alasan yang dapat diidentifikasi
sehingga pendidikan tetap up to date untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan
pendidikan memang pada hakikatnya krusial karena bertautan langsung
dengan ranah hidup dan kehidupan manusia. Membincangkan pendidikan
berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan
wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai
dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan dan
terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di masa
depan. Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong
individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini
kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi
proses transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah
idealisme pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan. Namun
dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga
pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis
basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan
pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman. Situasi, kondisi dan
tuntutan pasca booming-nya era reformasi membawa konsekuensi kepada pengelola
pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal
yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk
mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri dengan tetap
mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen
pendidikan adalah sebuah keniscayaan.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut kami dapat merumuskan masalah
sebagai berikut ini :
1.
Apa yang dimaksud dengan manajemen ?
2.
Apa yang dimaksud dengan pendidikan
?
3.
Apa makna manajemen pendidikan ?
4.
Bagaimana tujuan dan fungsi
manajemen pendidikan ?
5.
Bagaimana proses pencapaian
pendidikan ?
6.
Bagaimana pengembangan program
pendidikan ?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami tuliskan, kita dapat
menuliskan tujuan makalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui makna dari manajemen.
2.
Mengetahui makna dari pendidikan.
3.
Mengetahui makna dari manajemen
pendidikan.
4.
Mengetahui tujuan dan fungsi
manajemen pendidikan.
5.
Mengetahui bagaimana proses
pencapaian pendidikan.
6.
Mengetahui pengembangan program
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pandangan Tentang Manajemen
Menurut Nanang Fattah (2000: 1)
bahwa manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan
sebagai ilmu oleh Luther Gulick sebagaimana dikutip oleh Nanang Fattah (2000:
1) karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Dikatakan sebagai kiat oleh Follet sebagaimana dikutip oleh Nanang Fattah
(2000: 1) karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur
orang lain menjalankan dalam tugas. Selanjutnya Fattah mengatakan, dipandang
sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai
suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode
etik. Sementara itu, H.A.R. Tilaar (2002: 10-11) mengemukakan bahwa manajemen
pada hakikatnya berkenaan dengan cara-cara pengelolaan suatu lembaga agar
supaya lembaga tersebut efisien dan efektif. Suatu lembaga akan efisien apabila
investasi yang ditanamkan di dalam lembaga tersebut sesuai atau memberikan
provit sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif
apabila pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan benar
sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan
sebagaimana yang telah direncanakan. Meskipun cenderung mengarah pada
satu fokus tertentu, para ahli masih berbeda pandangan dalam mendefinisikan
manajemen dan karenanya belum dapat konsensus bahwa manajemen menyangkut
derajat keterampilan tertentu. Untuk memahami istilah manajemen, pendekatan
yang dipergunakan di sini adalah berdasarkan pengalaman manajer. Meskipun
pendekatan ini mempunyai keterbatasan, namun hingga kini belum ada perbaikan.
Manajemen di sini dilihat sebagai suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen merupakan suatu proses sedangkan
manajer dikaitkan dengan aspek organisasi (orang-struktur-tugas-teknologi) dan bagaimana
mengaitkan aspek yang satu dengan yang lain, serta bagaimana mengaturnya
sehingga tercapai tujuan sistem (Nanang Fattah, 2000: 1). Dalam proses
manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang
manajer/pimpinan, yaitu:
·
Perencanaan (Planning)
·
Pengorganisasian (Organizing)
·
Pemimpinan (Leading)
·
Pengawasan (Controlling).
Oleh
karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi,
memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Sudjana mengatakan bahwa
manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang
berdasarkan norma-normayang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaanya memiliki
hubungan dan saling keterkaitan dengan yang lainnya. Hal tersebut dilaksanakan
oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk
melaksanakan tugas tersebut. Berdasarkan definisi manajemen dari beberapa ahli
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang
kontinyu yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki
oleh seorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun
bersama orang lain dalam mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk
mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien.
B.
Pandangan Mengenai Pendidikan
Menurut Driyarkara sebagaimana dikutip
Nanang Fattah (2000: 4)
mengatakan bahwa pendidikan itu adalah memanusiakan manusia
muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik. Dalam Dictionary of
Education dinyatakan bahwa pendidikan adalah:
1) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap,
dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup,
2) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang
dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan
sosial dan kemampuan individu yang optimal. Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi
oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahanperubahan yang
sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya. Menurut
Crow and Crow sebagaimana dikutip Nanang Fattah (2000: 5); Modern educational
theory and practise not only are aimed at preparation for future
living but also are operative in determining the patern of present, day-by-day
attitude and behavior. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk
persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang
dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya. Secara
sederhana pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
yang berlangsung dalam segala linkungan dan seumur hidup untuk mengembangkan
potensi diri. Identifikasi beberapa ciri pendidikan, antara lain yaitu:
a) Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk
berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.
b) Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha
yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya
yang sesuai.
c) Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat (formal dan non formal). Apabila dikaitkan dengan
keberadaan dan hakikat kehidupan manusia, kemanakah pendidikan itu diarahkan?
Jawabannya untuk pembentukan kepribadian manusia, yaitu mengembangkan manusia
sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk beragama
(religius).
C.
Makna
Manajemen Pendidikan
Secara sederhana manajemen
pendidikan difungsikan sebagai suatu lapangan dari studi dan praktik yang
terkait dengan organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan proses
manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala
sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif. Namun demikian
untuk mendapatkan pengertian yang lebih komprehensif, diperlukan pemahaman
tentang pengertian, proses dan substansi pendidikan. Menurut Engkoswara dan Aan
(2010:89), manajemen pendidikan merupakan suatu penalataan di bidang
garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas perencanaan,
pengorganisasian. Simpulan dari paparan para ahli, manajemen pendidikan pada
prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam
mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia
pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk
mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan
dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang
dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang
lain.
D.
Tujuan Dan Fungsi Manajemen
Ø Fungsi manajemen pendidikan
Manajemen
pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian
kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran (tujuan sampai akhirnya sasaran
tercapainya tujuan. Fungsi, artinya kegiatan atau tugas-tugas yang harus
dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.
1.
William H. nerman dengan
mengklasifikasikan fungsi manjemen atas lima kegiatan dengan akronim POASCO,
yakni
o
Planning (perencanaan)
o
Organzing (pengorganisasian)
o
Assembling resource (pengumpulan
sumber)
o
Survesing (Pengendalian)
o
Controlling (pengawasan)
2.
Dalton E. Mc. Farland, membaginya
atas tiga fungsi dengan akronim POCO yakni :
o
Planning
o
Organizing
o
Controlling
3.
H. Koontz & O, Donnell,
mengklasifikasikannya atas lima p[roses dengan akronim PODICO, yakni
o
Planning
o
Organizing
o
Staffing
o
Directing
o
Controling
4.
Luther gulick membaginya atas tujuh
fungsi dengan akronim POSDCORB, yakni
o
Planning
o
Organizing
o
Staffing
o
Drecting
o
Coordinating
o
Reporting
o
Budgeting
5.
George R. Teery,
mengklasifikasikannya atas empat fungsi dengan akronim POAC, yakni
o
Planning
o
Organizing
o
Actuating
o
Controling
6.
Robbins dan Coulter,
mengklasifikasikannya atas empat fungsi dengan akronim POCL, yakni :
o
Planning
o
Organizing
o
Leading
o
Controling
Dari klasifikasi fungsi-fungsi manajemen di atas, tampak
bahwa di antara para ahli ada kesamaan pandangan tentang fungsi
manajemen. Seluruh ahli sependapat bahwa fungsi pertama dari manajemen adalah
perencanaan, kemudian ditindak lanjuti dngan pengorganisasian. Gulick
menambahkan satu fungsi lagi yang tidak disinggung ahli lain, yang akan
berjalan dengan baik jika disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk rencana
anggaran, dan pengawasan anggaran. masing-masing fungsi manjemen yang
dikemukakan di atas, akan dipaparkan pada bagian berikut dengan mengacu pada
pengklasifikasian dari Luther Gulick (POSDCORB).
1) Perencanaan
Perencanaan yang kata dasarnya
“rencana” pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala
aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan digunakan di masa yang akan
datyang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran dan
penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya, dan
apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai
tujuan secar maksimal. Tahap-tahap perencanaan :
§ Perumusan tujuan, pada tahap ini penyususn perencanaan harus
merumuskan tujuan yang hjendak di capai di masa yang akan datang.
§ Perumusan kebijaksanaan, yakni merumuskan bagaiaman usaha
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam bentuk tindakan-tindakan yang
terkoordinir terarah dan terkontrol.
§ Perumusan prosedur, yakni menentukan batas-batas dari
masing-masing komponen (sumberdaya).
§ Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hasil yang
yang akan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas pada waktu tertentu.
§ Perencanaan bersifat menyeluruh, maksudnya setelah tahap a
s/d d dirumuskan dengan baik.
2)
Organizing (Pengorganisasian )
Pengoganisasian
diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam
kerja sama di sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan
melaksanakan tugas sesuai pronsip pengorganisasian. Sehingga
pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana
untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan mengatur
mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan. Efesiensi dalam pengorganisasian adalah
pengakuan terahadap sekolah-sekolah pada
penggunaan waktu dan uang dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuan, yaitu alat yang diperlukan,
pengalokasian waktu, dana dan sumber
daya sekolah.
3) Staffing (Penyusunan pegawai)
Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga
merupakan fungsi yang tidak kalah
pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan
dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncakan dan
diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan
pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam
fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan
berbagai pendekatan dan atau seni
pembinaan sumber daya manusia. Penyediaan
staf merupakan pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi
kerja yang menyenangkan. Dalam upaya
mengembangkan staf metode yang dapat dipergunakan, antara lain: latihan jabatan, penugasan khusus, simulasi,
permainan peranan, satuan tugas penelitian, pengembangan diri dan
seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe program pengembangan staf yang
terdiri dari: presupervisory programs, middle management
programs dan executive development programs.
4)
Directing (Pengarahan)
Pengarahan
adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terdapat para
petugas yang terlibat, baik secara structural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff
yang telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya
masing-masing tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan. Dalam
pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling
sambil mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau bimbingan
bagaimana seharusnya pekerjaan dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan
manajer sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan
termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatannya
Fungsi pengarahan melibatkan pembimbingan dan supervisi terhadap usaha-usaha
bawahan dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran organisasi. Dalam kaitannya
dengan fungsi ini, ilmu-ilmu perilaku telah memberikan sumbangan besar
dalam bidang-bidang motivasi dan komunikasi.
5)
Coordinating (Koordinasi)
Koordinating
atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan
pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim
dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan
menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di
antara para anggota itu sendiri. Pengkoordinating merupakan suatu aktivitas
manajer membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerja
sama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan
terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam
bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk
bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Koordinasi
diperlukan untuk mengatasi kemunginan terjadinya duplikasi dalam tugas,
perebutan hak dan wewenang atau saling merasa lebih penting di antara bagian
dengan bagian yang ada dalam organisasi. Pengorganisasian dalam suatu
organisasi , termasuk organisasi pendidikan, dapat dilakukan melalui berbagai
cara seperti :
i.
Melaksanakan penjelasan singkat
ii.
Mengadapat rapat kerja
iii.
Memberikan balikan tentang hasil suatu
kegiatan.
6)
Reporting (Pelaporan)
Dengan
pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan pemberian
informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti
perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal,
tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat dalam
kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang merupakan hal
penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Segala kegiatan
organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga pengawasan, bahkan
pemberian umpan balik tidak memiliki arti jika tidak direkam secara baik
melalui pencatatan-pencatatan yang benar dan tepat. Semua proses dan atau
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam organisasi formal, sperti lembaga
pendidikan, pada umumnya selalu dipertanggung jawabkan. Pertanggung
jawaban ini tidak dapat dilakukan jika tiudak didukung dengan data-data tentang
apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan dalam organsasi tersebut, data-data
tersebut dapat diperoleh bila dilakukan pencatatan dan pengdokumentasian yang
baik. Fungsi ini memgang peranan penting dalam memberhasilkan kegiatan manjemen
pendidikan., fungsi ini umumnya lebih banyak ditangani oleh bagian
ketatusahaan. Hasil catatan ini akan digunakan manajer untuk membuat laporan
tentang apa telah, sedang dan akan dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan.
Fungsi recording and reporting ini akan berhasil jika tata kearsipan dapat
dikelola secara efektif dan efesien.
7)
Budgeting ( Pembuatan Anggaran)
Luther
gullick mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu fungsi manajemen.
Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian organisasi
melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu anggaran, baik APBN maupun
APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu pernyataan fiskal dan kedua
sebagai suatu mekanisme.
8)
Controlling (Pengawasan)
Proses
pengawasan mencatat perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan manajer
mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil
tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, roda
organisasi, implementasi rencna, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat
dilaksanakan dengan lebih baik. Penampilan mengindikasikan bahwa secar langsung
berhubungan dengan strategi sekolah (seperti input siswa, mutu pengelola, mutu
lulusan, resep masyarakat, dan seterusnya. Mungkin biasa menyediakan sinyal
peringatan awal dari perjalanan panjang yang efektif. Pengawasan strategi
sekolah sering disebut “pengawasan strategi”. Sebab fokusnya pada kegiatan yang
dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan strategi, sehingga menjadi sekolah
lebih bermutu. Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui
realisasi perilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan
sesuai yang dikehendaki, dan dari hasil pengawasan apakah dilakukan perbaikan. Kenyataan
menunjukkan, pengawasan dalam institusi pendidikan dilihat dari praktek
menunjukkan tidak dikembangkan untuk mencapai efektivitas, efesiensi, dan produktifitas,
tetapi lebih dititik beratkan pada kegiatan pendukung yang bersifat progress
checking, tentu saja hal yang demikian bukanlah jawaban yang tepat untuk
mencapai visi dan misipendidikan. Yang ujung-ujungnya perolehan mutu yang
kompetitif menjadi tidak terwujud.
Ø Tujuan manajemen pendidikan Menurut Umiarso dan Imam Gojali,
tujuan dilakukan manajemen penddikan adalah agar pelaksanaan suatu usaha
terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara produktif, berkualitas
efektif dan efisien. Produkifitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang
diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input ).
Produktifitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas
output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input beberapa jumlah tenaga kerja
dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, dahan, dsb).
Produktifitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang,
produktifitas ini digambarkan dari ketepatan menggunakan metode atau cara kerja
dan alat yang tersedia sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang tersedia dan mendapat respon positif dan bahkan pujian
dari orang lain atas hasil kerjanya.
E.
Manajemen Pendidikan Dalam Proses
Pencapaian Tujuan Pendidikan
Untuk menuju point education change
(perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka manajemen pendidikan adalah hal
yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan
out-put yang diinginkan. Walaupun masih terdapat institusi pendidikan yang
belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya Jika
manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan membumi, niscaya tidak akan
lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang buruk, minimnya profesionalisme
tenaga pengajar, sarana-prasarana tidak memadai, pungutan liar, hingga
kekerasan dalam pendidikan. Manajemen dalam sebuah organisasi pada dasarnya
dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan
organisasi melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning, organizing,
actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Karena
itulah, aplikasi manajemen organisasi hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM
organisasi yang bersangkutan.
Ø Planning
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan
lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan
dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan.
Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga
pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Menurut Rusyan
(1992) ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen
pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya:
·
Merinci tujuan dan menerangkan
kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan.
·
Menerangkan atau menjelaskan mengapa
unit organisasi diadakan.
·
Menentukan tugas dan fungsi,
mengadakan pembagian dan pengelompokkan tugas terhadap masing-masing
personil.
·
Menetapkan kebijaksanaan umum,
metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
·
Mempersiapkan uraian jabatan dan
merumuskan rencana/sekala pengkajian.
·
Memilih para staf (pelaksana),
administrator dan melakukan pengawasan.
·
Merumuskan jadwal pelaksanaan,
pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan
pengajuan.
·
Menentukan keperluan tenaga kerja,
biaya (uang) material dan tempat.
·
Menyiapkan anggaran dan mengamankan
dana.
·
Menghemat ruangan dan alat-alat
perlengkapan.
Ø Organizing
Dalam
konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial
yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang
diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur
yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat,
baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode,
fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Ø Actuating
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada
gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga
pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan
sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Soetopo dan
Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan
secara bebas dan sukarela. Di dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan
pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas,
pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai
tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
Ada tiga keterampilan pokok yang dikemukakan Hersey dan Blanchard (1988) sebagaimana
dikutip oleh Syafaruddin (2005) dalam bukunya Manajemen Lembaga Pendidikan
Islam yang berlaku umum bagi setiap pimpinan termasuk pimpinan lembaga
pendidikan, yaitu:
1.
Keterampilan teknis, kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas-tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman, pendidikan dan
pelatihan.
2.
Keterampilan manusia, kemampuan dan
penilaian dalam bekerja dengan dan melalui orang, termasuk dalam pemahaman
motivasi dan aplikasi dari kepemimpinan yang efektif.
3.
Keterampilan konseptual, kemampuan
untuk memahami kompleksitas organisasi secara keseluruhan dan di mana operasi
sendiri cocok dengan organisasi. Pengetahuan ini memungkinkan seseorang untuk
bertindak sesuai dengan tujuan dari organisasi total, bukan hanya atas dasar
tujuan dan kebutuhan seseorang kelompok langsung sendiri.
Ø Controlling
Sebagaimana
yang dikutif Muhammad Ismail Yusanto (2003), Mockler (1994) mendifinisikan
pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi
kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi;
untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan
itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan
tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling
efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan. Dalam konteks
pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan
program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan
sebagai berikut:
1.
Pengawasan yang dilakukan pimpinan
dengan memfokuskan pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur
atau staf dan tidak semata-mata mencari kesalahan.
2.
Bantuan dan bimbingan diberikan secara
tidak langsung. Para staf diberikan dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri,
sedangkan pimpinan hanya membantu.
3.
Pengawasan dalam bentuk saran yang
efektif
4.
Pengawasan yang dilakukan secara
periodik.
F.
Manajemen Pendidikan dan
Pengembangan Program Pendidikan Beberapa pengertian Manajemen Pendidikan menurut para ahli.
1.
Menurut Leonard D. White, manajemen
adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara,
pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara
kecil-kecilan.
2.
Menurut The Liang Gie, manajemen
adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian Manajemen
Pendidikan yang terakhir tersebut maka secara eksplisit disebutkan bahwa
manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi oleh Departemen Pendidikan
Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan kurikulum kelanjutannya,
diarahkan kepada tujuan pendidikan. Lebih
luas lagi, apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian
manajemen tersebut masih dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat
diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :
Manajemen
adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara
dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Jika
pengertian Manajemen Pendidikan ini diterapkan pada usaha pendidikan maka sudah termuat
hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan.
Lebih
tepatnya, definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai berikut : Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala
kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan menerapkan
definisi tersebut pada usaha pendidikan yang terjadi dalam sebuah organisasi,
maka definisi Manajemen Pendidikan selengkapnya adalah sebagai berikut : Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan
atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Lebih
lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian
Manajemen Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut :
(Mulyani A. Nurhadi, 1983, pp. 2-5)
1.
Manajemen
merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan bagi
manusia.
2.
Rangkaian
kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan
pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda dengan tujuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan
pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan secara umum
dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa.
3.
Proses
pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam
suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja
yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam
kegiatan pendidikan itu.
4.
Proses itu
dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala tujuan umum) dan
yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala tujuan khusus).
5.
Proses
pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Manajemen Pendidikan adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha
kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan yang
dilakukan dengan usaha bersama secara efektif dan efisien, untuk mendayagunakan
semua sumber dan potensi yang ada demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang
diperlukan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan
merupakan penerapan prinsip-prinsip dalam bidang pendidikan. Husaini usman
mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1.
Terwujudnya suasana belajar dan
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna
(Pakemb)
2.
Terciptanya peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3.
Terpenuhinya salah satu dari 5
kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga
kependidikan sebagai manajer)
4.
Tercapainya tujuan pendidikan secara
efektif dan efesien
5.
Terbekalinya tenaga kependidikan
dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya
profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan)
6.
Teratasinya masalah mutu pendidikan,
karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya
7.
Terciptanya perencanaan pendidikan
yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
8.
Meningkatkan citra positif
pendidikan.
Pengembangan
pendidikan mengarah pada personalized learning. Design process pendidikan
makin lama harus mengikuti tuntutan jaman, serta mendorong self learning yang
makin kuat dan pilihan life long learning yang makin mandiri.
Program
pengembangan pendidikan merupakan bentuk dukungan infest kepada lembaga-lembaga
penyelenggara pendidikan untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas hasil
pendidikan. Yang termasuk dalam program ini adalah :
1.
Dukungan pengembangan pendekatanan
pembelajaran melalui dukungan teknologi informasi berbasis piranti lunak bebas
dan bersumber terbuka (free and opensource software) atau FOSS
2.
Dukungan pengelolaan informasi
lembaga pendidikan baik administratif maupun pengetahuan, seperti perpustakaan
3.
Penguatan kapasitas pengelola
pendidikan
4.
Dukungan penguatan isu pluralisme
dan demokrasi di lingkungan pendidikan.
Dalam
strategi manajemen pengelolaan pembangunan pendidikan nasional dalam UUSPN Nomor
20 tahun 2003 meliputi:
1.
Pelaksanaan pendidikan agama serta
akhlak mulia
2.
Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi.
3.
Proses pembelajaran yang mendidik
dan dialogis
4.
Evaluasi, akreditasi, dan
sertifikasi pendidikan yang memberdayakan
5.
Peningkatan keprofesionalan pendidik
dan tenaga kependidikan.
6.
Penyediaan sarana belajar yang
mendidik.
7.
Pembiayaan pendidikan yang sesuai
dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan
8.
Penyelenggaraan pendidikan yang
terbuka dan merata.
9.
Pelaksanaan wajib belajar.
10.
Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan.
11.
Pemberdayaan peran masyarakat.
12.
Pusat pembudayaan dan pembangunan
masyarakat.
13.
Pelaksanaan pengawasan dalam sistem
pendidikan nasional.
Dengan
strategi tersebut, diharapkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional dapat
terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak secara aktif dalam
penyelenggaraan pendidikan.
BAB III PENUTUP
A.Simpulan
Dari
berbagai macam pembahasan diatas kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa
segala bentuk proses manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan
profesi. Pendidikan itu adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia
muda ke taraf mendidik(Nanang Fattah). Manajemen pendidikan merupakan
proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan
segala sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif. Fungsi utama
dari manajemen adalah perencanaan, kemudian ditindak lanjuti dngan
pengorganisasian. Menurut Umiarso dan Imam Gojali tujuan dilakukan manajemen
penddikan adalah agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan
dapat dievaluasi secara produktif, berkualitas efektif dan efisien.
B.Saran
Seluruh stakeholder yang terlibat
dan bertanggung jawab terhadap sistem dan proses pendidikan di Indonesia
seharusnya mengetahui dan memahami seutuhnya tentang manajemen pendidikan
mengingat pentingnya manajemen pendidikan dalam keberhasilan pendidikan
Manajemen pendidikan di masa depan hendaknya dilakukan dengan melakukan usaha
bersama secara kolektif, efektif dan efisien serta melakukan manajemen
kurikulum dengan baik dan benar, sehingga tujuan dan cita-cita pendidikan
bisa terwujud.
Daftar Pustaka
http://www.lppi.or.id/index.php/module/Blog/sub/7/id/program-pendidikan-dan-pengembangan-januari-maret-2013
http://www.slideshare.net/praptooto/92642771-makalahpengembangansdm http://ebookbrowsee.net/pe/pengembangan-program-pendidikan#.VBgK0RbL-QI. http://digilib.uin-suka.ac.id/1054/
http://www.slideshare.net/wrihatnolo/manajemen-evaluasi-pemantauan-dan-pelaporan-pembangunan-24-juni-2012?qid=14261a56-4013-44a8-a81c-b5229e5fb79d&v=qf1&b=&from_search=1
kurniadin, didin & machali,
imam. (2009). Manajemen Pendidikan, Bandung: Penerbit Ar- Ruzz Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar