Sabtu, 16 Mei 2015

Konsep dasar manajemen pendidikan

 
BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dalam perkembangan mutu pendidikan yang semakin pesat dewasa ini sangat diperlukan adanya manajemen yang baik dalam bidang pendidikan sendiri. Oleh sebab itu, kita sebagai bibit-bibit anak bangsa yang unggul dan calon manajerial pendidikan sangat antusias harus berusaha mewujudkan tujuan dan cita-cita pendidikan Indonesia yang lebih baik dengan memberikan inovasi  pendidikan yang mengutamakan kenyamanan anak dalam belajar untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti  pendidikan sebagai persoalan hidup dan kehidupan maka diskursus seputar  pendidikan merupakan salah satu topik yang selalu menarik. Setidaknya ada dua alasan yang dapat diidentifikasi sehingga pendidikan tetap up to date untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan pendidikan memang pada hakikatnya krusial karena  bertautan langsung dengan ranah hidup dan kehidupan manusia. Membincangkan  pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di masa depan. Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi  proses transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme  pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.  Namun dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman. Situasi, kondisi dan tuntutan pasca booming-nya era reformasi membawa konsekuensi kepada pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen pendidikan adalah sebuah keniscayaan.


B.   Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut kami dapat merumuskan masalah sebagai  berikut ini :
1.     Apa yang dimaksud dengan manajemen ?
2.     Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?
3.     Apa makna manajemen pendidikan ?
4.     Bagaimana tujuan dan fungsi manajemen pendidikan ?
5.     Bagaimana proses pencapaian pendidikan ?
6.     Bagaimana pengembangan program pendidikan ?

C.   Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami tuliskan, kita dapat menuliskan tujuan makalah sebagai berikut :
1.     Mengetahui makna dari manajemen.
2.     Mengetahui makna dari pendidikan.
3.     Mengetahui makna dari manajemen pendidikan.
4.     Mengetahui tujuan dan fungsi manajemen pendidikan.
5.     Mengetahui bagaimana proses pencapaian pendidikan.
6.     Mengetahui pengembangan program pendidikan.

 
BAB II PEMBAHASAN

A.   Pandangan Tentang Manajemen
Menurut Nanang Fattah (2000: 1) bahwa manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick sebagaimana dikutip oleh Nanang Fattah (2000: 1) karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet sebagaimana dikutip oleh Nanang Fattah (2000: 1) karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Selanjutnya Fattah mengatakan, dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para  profesional dituntun oleh suatu kode etik. Sementara itu, H.A.R. Tilaar (2002: 10-11) mengemukakan bahwa manajemen pada hakikatnya berkenaan dengan cara-cara pengelolaan suatu lembaga agar supaya lembaga tersebut efisien dan efektif. Suatu lembaga akan efisien apabila investasi yang ditanamkan di dalam lembaga tersebut sesuai atau memberikan provit sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan  benar sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan. Meskipun cenderung mengarah  pada satu fokus tertentu, para ahli masih berbeda pandangan dalam mendefinisikan manajemen dan karenanya belum dapat konsensus bahwa manajemen menyangkut derajat keterampilan tertentu. Untuk memahami istilah manajemen, pendekatan yang dipergunakan di sini adalah berdasarkan pengalaman manajer. Meskipun pendekatan ini mempunyai keterbatasan, namun hingga kini belum ada perbaikan. Manajemen di sini dilihat sebagai suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen merupakan suatu proses sedangkan manajer dikaitkan dengan aspek organisasi (orang-struktur-tugas-teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek yang satu dengan yang lain, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan sistem (Nanang Fattah, 2000: 1). Dalam  proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu:
·        Perencanaan (Planning)
·        Pengorganisasian (Organizing)
·        Pemimpinan (Leading)
·        Pengawasan (Controlling).
Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Sudjana mengatakan bahwa manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-normayang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaanya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan yang lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan tugas tersebut. Berdasarkan definisi manajemen dari beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang kontinyu yang  bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain dalam mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien.





B.   Pandangan Mengenai Pendidikan
Menurut Driyarkara sebagaimana dikutip Nanang Fattah (2000: 4)
mengatakan bahwa pendidikan itu adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik. Dalam Dictionary of Education dinyatakan bahwa pendidikan adalah:
1)  proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup,
2) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh  perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahanperubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya. Menurut Crow and Crow sebagaimana dikutip Nanang Fattah (2000: 5); Modern educational theory and practise not only are aimed at preparation for  future living but also are operative in determining the patern of present, day-by-day attitude and behavior. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya. Secara sederhana pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan  proses pembelajaran yang berlangsung dalam segala linkungan dan seumur hidup untuk mengembangkan potensi diri. Identifikasi beberapa ciri pendidikan, antara lain yaitu:
a) Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.  
b) Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai.
c) Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (formal dan non formal). Apabila dikaitkan dengan keberadaan dan hakikat kehidupan manusia, kemanakah pendidikan itu diarahkan? Jawabannya untuk pembentukan kepribadian manusia, yaitu mengembangkan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk beragama (religius).

 



C.   Makna Manajemen Pendidikan
Secara sederhana manajemen pendidikan difungsikan sebagai suatu lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif. Namun demikian untuk mendapatkan pengertian yang lebih komprehensif, diperlukan pemahaman tentang pengertian, proses dan substansi pendidikan. Menurut Engkoswara dan Aan (2010:89), manajemen  pendidikan merupakan suatu penalataan di bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas perencanaan, pengorganisasian. Simpulan dari paparan para ahli, manajemen pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia  pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan  pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam  bidang lain.

D.   Tujuan Dan Fungsi Manajemen
Ø Fungsi manajemen pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran (tujuan sampai akhirnya sasaran tercapainya tujuan. Fungsi, artinya kegiatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.
1.     William H. nerman dengan mengklasifikasikan fungsi manjemen atas lima kegiatan dengan akronim POASCO, yakni
o   Planning (perencanaan)
o   Organzing (pengorganisasian)
o   Assembling resource (pengumpulan sumber)
o   Survesing (Pengendalian)
o   Controlling (pengawasan)
2.     Dalton E. Mc. Farland, membaginya atas tiga fungsi dengan akronim POCO yakni :
o   Planning
o   Organizing
o   Controlling
3.     H. Koontz & O, Donnell, mengklasifikasikannya atas lima p[roses dengan akronim PODICO, yakni
o   Planning
o   Organizing
o   Staffing
o   Directing
o   Controling
4.     Luther gulick membaginya atas tujuh fungsi dengan akronim POSDCORB, yakni
o   Planning
o   Organizing
o   Staffing
o   Drecting
o   Coordinating
o   Reporting
o   Budgeting
5.     George R. Teery, mengklasifikasikannya atas empat fungsi dengan akronim POAC, yakni
o   Planning
o   Organizing
o   Actuating
o   Controling
6.     Robbins dan Coulter, mengklasifikasikannya atas empat fungsi dengan akronim POCL, yakni :
o   Planning
o   Organizing
o   Leading
o   Controling

Dari klasifikasi fungsi-fungsi manajemen di atas, tampak bahwa di antara  para ahli ada kesamaan pandangan tentang fungsi manajemen. Seluruh ahli sependapat bahwa fungsi pertama dari manajemen adalah perencanaan, kemudian ditindak lanjuti dngan pengorganisasian. Gulick menambahkan satu fungsi lagi yang tidak disinggung ahli lain, yang akan berjalan dengan baik jika disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran, dan pengawasan anggaran. masing-masing fungsi manjemen yang dikemukakan di atas, akan dipaparkan pada bagian berikut dengan mengacu pada pengklasifikasian dari Luther Gulick (POSDCORB).


1)    Perencanaan
Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan digunakan di masa yang akan datyang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secar maksimal. Tahap-tahap perencanaan :
§  Perumusan tujuan, pada tahap ini penyususn perencanaan harus merumuskan tujuan yang hjendak di capai di masa yang akan datang.  
§  Perumusan kebijaksanaan, yakni merumuskan bagaiaman usaha untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam bentuk tindakan-tindakan yang terkoordinir terarah dan terkontrol.
§  Perumusan prosedur, yakni menentukan batas-batas dari masing-masing komponen (sumberdaya).
§  Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hasil yang yang akan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas pada waktu tertentu.
§  Perencanaan bersifat menyeluruh, maksudnya setelah tahap a s/d d dirumuskan dengan baik.
2)    Organizing (Pengorganisasian )
Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama di sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai pronsip  pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan. Efesiensi dalam pengorganisasian adalah pengakuan terahadap sekolah-sekolah pada penggunaan waktu dan uang dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuan, yaitu alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber daya sekolah.


3)    Staffing (Penyusunan pegawai)
Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya,  penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncakan dan diorganisasikan secara  jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan sumber daya manusia. Penyediaan staf merupakan pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam upaya mengembangkan staf metode yang dapat dipergunakan, antara lain: latihan jabatan, penugasan khusus, simulasi, permainan peranan, satuan tugas  penelitian, pengembangan diri dan seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe  program pengembangan staf yang terdiri dari: presupervisory programs, middle management programs dan executive development programs.
4)    Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terdapat para petugas yang terlibat, baik secara structural maupun fungsional agar  pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling sambil mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau  bimbingan bagaimana seharusnya pekerjaan dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan manajer sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan termotivasi untuk memberdayakan  potensinya dalam melaksanakan kegiatannya Fungsi pengarahan melibatkan pembimbingan dan supervisi terhadap usaha-usaha bawahan dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran organisasi. Dalam kaitannya dengan fungsi ini, ilmu-ilmu perilaku telah memberikan sumbangan  besar dalam bidang-bidang motivasi dan komunikasi.


5)    Coordinating (Koordinasi)
Koordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,  percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri. Pengkoordinating merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerja sama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya  persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk  bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Koordinasi diperlukan untuk mengatasi kemunginan terjadinya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan wewenang atau saling merasa lebih penting di antara bagian dengan bagian yang ada dalam organisasi. Pengorganisasian dalam suatu organisasi , termasuk organisasi pendidikan, dapat dilakukan melalui  berbagai cara seperti :
                                                                                                                                     i.      Melaksanakan penjelasan singkat  
                                                                                                                                   ii.      Mengadapat rapat kerja
                                                                                                                                iii.      Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan.
6)    Reporting (Pelaporan)
Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan  pemberian informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang merupakan hal  penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga  pengawasan, bahkan pemberian umpan balik tidak memiliki arti jika tidak direkam secara baik melalui pencatatan-pencatatan yang benar dan tepat. Semua  proses dan atau kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam organisasi formal, sperti lembaga pendidikan, pada umumnya selalu dipertanggung  jawabkan. Pertanggung jawaban ini tidak dapat dilakukan jika tiudak didukung dengan data-data tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan dalam organsasi tersebut, data-data tersebut dapat diperoleh bila dilakukan pencatatan dan pengdokumentasian yang baik. Fungsi ini memgang peranan penting dalam memberhasilkan kegiatan manjemen pendidikan., fungsi ini umumnya lebih banyak ditangani oleh bagian ketatusahaan. Hasil catatan ini akan digunakan manajer untuk membuat laporan tentang apa telah, sedang dan akan dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Fungsi recording and reporting ini akan berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efesien.
7)    Budgeting ( Pembuatan Anggaran)
Luther gullick mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu fungsi manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan  pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu anggaran, baik APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu pernyataan fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme.
8)    Controlling (Pengawasan)
Proses pengawasan mencatat perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencna, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Penampilan mengindikasikan bahwa secar langsung berhubungan dengan strategi sekolah (seperti input siswa, mutu pengelola, mutu lulusan, resep masyarakat, dan seterusnya. Mungkin biasa menyediakan sinyal peringatan awal dari perjalanan panjang yang efektif. Pengawasan strategi sekolah sering disebut “pengawasan strategi”. Sebab fokusnya pada kegiatan yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan strategi, sehingga menjadi sekolah lebih bermutu. Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realisasi perilaku  personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan sesuai yang dikehendaki, dan dari hasil pengawasan apakah dilakukan perbaikan. Kenyataan menunjukkan, pengawasan dalam institusi pendidikan dilihat dari praktek menunjukkan tidak dikembangkan untuk mencapai efektivitas, efesiensi, dan produktifitas, tetapi lebih dititik beratkan pada kegiatan pendukung yang bersifat progress checking, tentu saja hal yang demikian bukanlah jawaban yang tepat untuk mencapai visi dan misipendidikan. Yang ujung-ujungnya  perolehan mutu yang kompetitif menjadi tidak terwujud.
Ø Tujuan manajemen pendidikan Menurut Umiarso dan Imam Gojali, tujuan dilakukan manajemen penddikan adalah agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara produktif, berkualitas efektif dan efisien. Produkifitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input ). Produktifitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input beberapa jumlah tenaga kerja dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, dahan, dsb). Produktifitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang, produktifitas ini digambarkan dari ketepatan menggunakan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan mendapat respon positif dan bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya.

E.    Manajemen Pendidikan Dalam Proses Pencapaian Tujuan Pendidikan
Untuk menuju point education change (perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka manajemen pendidikan adalah hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan out-put yang diinginkan. Walaupun masih terdapat institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya Jika manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan membumi, niscaya tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang buruk, minimnya profesionalisme tenaga pengajar, sarana-prasarana tidak memadai,  pungutan liar, hingga kekerasan dalam pendidikan. Manajemen dalam sebuah organisasi pada dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan empat fungsi dasar:  planning, organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itulah, aplikasi manajemen organisasi hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
Ø Planning
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga  pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Menurut Rusyan (1992) ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya:
·        Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan.
·        Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan.
·        Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan  pengelompokkan tugas terhadap masing-masing personil.
·        Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk  pelaksanaan lainnya.
·        Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/sekala  pengkajian.
·        Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan  pengawasan.
·        Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola  pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.
·        Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan tempat.
·        Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.
·        Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.
Ø Organizing
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Ø Actuating
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya  bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua  personil lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Di dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya. Ada tiga keterampilan pokok yang dikemukakan Hersey dan Blanchard (1988) sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin (2005) dalam bukunya Manajemen Lembaga Pendidikan Islam yang berlaku umum bagi setiap pimpinan termasuk  pimpinan lembaga pendidikan, yaitu:
1.     Keterampilan teknis, kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas-tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman, pendidikan dan pelatihan.
2.     Keterampilan manusia, kemampuan dan penilaian dalam bekerja dengan dan melalui orang, termasuk dalam pemahaman motivasi dan aplikasi dari kepemimpinan yang efektif.
3.     Keterampilan konseptual, kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi secara keseluruhan dan di mana operasi sendiri cocok dengan organisasi. Pengetahuan ini memungkinkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan tujuan dari organisasi total, bukan hanya atas dasar tujuan dan kebutuhan seseorang kelompok langsung sendiri.
Ø Controlling
Sebagaimana yang dikutif Muhammad Ismail Yusanto (2003), Mockler (1994) mendifinisikan pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi; untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut; dan mengambil tindakan  perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan. Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai berikut:
1.     Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur atau staf dan tidak semata-mata mencari kesalahan.
2.     Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Para staf diberikan dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan  pimpinan hanya membantu.
3.     Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif
4.     Pengawasan yang dilakukan secara periodik.

F.    Manajemen Pendidikan dan Pengembangan Program Pendidikan Beberapa pengertian Manajemen Pendidikan menurut para ahli.
1.     Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
2.     Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses  penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian Manajemen Pendidikan yang terakhir tersebut maka secara eksplisit disebutkan bahwa manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi oleh Departemen Pendidikan Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan kurikulum kelanjutannya, diarahkan kepada tujuan pendidikan. Lebih luas lagi, apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :
Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Jika pengertian Manajemen Pendidikan ini diterapkan pada usaha  pendidikan maka sudah termuat hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan.
Lebih tepatnya, definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai  berikut :  Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan  yang telah ditetapkan. Dengan menerapkan definisi tersebut pada usaha pendidikan yang terjadi dalam sebuah organisasi, maka definisi Manajemen Pendidikan selengkapnya adalah sebagai berikut :  Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan  yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau  pengertian Manajemen Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut : (Mulyani A. Nurhadi, 1983, pp. 2-5)
1.     Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan bagi manusia.
2.     Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang  berbeda dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan  pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa.
3.     Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu.
4.     Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi  pendidikan (skala tujuan khusus).
5.     Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang  berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan yang dilakukan dengan usaha bersama secara efektif dan efisien, untuk mendayagunakan semua sumber dan potensi yang ada demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan merupakan penerapan prinsip-prinsip dalam bidang pendidikan. Husaini usman mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan  proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1.     Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)
2.     Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3.     Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
4.     Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien
5.     Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan)
6.     Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya
7.     Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
8.     Meningkatkan citra positif pendidikan.
Pengembangan pendidikan mengarah pada personalized learning. Design  process pendidikan makin lama harus mengikuti tuntutan jaman, serta mendorong self learning yang makin kuat dan pilihan life long learning yang makin mandiri.
Program pengembangan pendidikan merupakan bentuk dukungan infest kepada lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas hasil pendidikan. Yang termasuk dalam program ini adalah :
1.     Dukungan pengembangan pendekatanan pembelajaran melalui dukungan teknologi informasi berbasis piranti lunak bebas dan bersumber terbuka (free and opensource software) atau FOSS
2.     Dukungan pengelolaan informasi lembaga pendidikan baik administratif maupun pengetahuan, seperti perpustakaan
3.     Penguatan kapasitas pengelola pendidikan
4.     Dukungan penguatan isu pluralisme dan demokrasi di lingkungan  pendidikan.
Dalam strategi manajemen pengelolaan pembangunan pendidikan nasional dalam UUSPN Nomor 20 tahun 2003 meliputi:
1.     Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia
2.     Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
3.     Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis
4.     Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan
5.     Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan.
6.     Penyediaan sarana belajar yang mendidik.
7.     Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan
8.     Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata.
9.     Pelaksanaan wajib belajar.
10.                        Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan.
11.                        Pemberdayaan peran masyarakat.
12.                        Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat.
13.                        Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.
Dengan strategi tersebut, diharapkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan.


BAB III PENUTUP

A.Simpulan
Dari berbagai macam pembahasan diatas kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa segala bentuk proses manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Pendidikan itu adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik(Nanang Fattah). Manajemen  pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif. Fungsi utama dari manajemen adalah perencanaan, kemudian ditindak lanjuti dngan pengorganisasian. Menurut Umiarso dan Imam Gojali tujuan dilakukan manajemen penddikan adalah agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara produktif, berkualitas efektif dan efisien.

B.Saran
Seluruh stakeholder yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap sistem dan proses pendidikan di Indonesia seharusnya mengetahui dan memahami seutuhnya tentang manajemen pendidikan mengingat pentingnya manajemen  pendidikan dalam keberhasilan pendidikan Manajemen pendidikan di masa depan hendaknya dilakukan dengan melakukan usaha bersama secara kolektif, efektif dan efisien serta melakukan manajemen kurikulum dengan baik dan benar, sehingga tujuan dan cita-cita  pendidikan bisa terwujud.








Daftar Pustaka

kurniadin, didin & machali, imam. (2009). Manajemen Pendidikan, Bandung: Penerbit Ar- Ruzz Media


Tidak ada komentar:

Posting Komentar