Kisah Nabi Yusuf.a.s yang sangat
tampan dan Siti Zulaikha ,ibu angkatnya,yang amat mencintai Rasul Allah adalah
kisah cinta versi Islam yang sangat terkenal. Siti Zulaikha sanggup menabur
fitnah karena cintanya di tolak oleh Nabi Yusuf a.s. Sesudah Nabi Yusuf menjadi
belia, Nabi Yusuf a.s menjadi sangat tampan. Makin hari, hati Siti Zulaikha
tidak tenang. Dirinya sentiasa terfikirkan wajah tampan anak angkatnya itu. Akhirnya
kerinduan pada cinta itu membuatkan Siti Zulaikha merencanakan suatu akal. Dia
mula memakai pakaian yang mengoda bersama wangian yang semerbak harumnya
melangkah ke kamar Nabi Yusuf.a.s. dan menodai Nabi Yusuf a.s.
Tiba-tiba Zulaikha masuk ke
dalam, mendekatinya dengan ramah, dan memegang tangannya sambil menutup pintu
kamar. Zulaikha merasakan kegelisahan, ketakutan, dan tak boleh menjawab
pandangan kedua mata Yusuf. Ia lalu berpaling ke arah Yusuf, sedangkan Yusuf
selalu berusaha menjauh darinya. Isteri al-Aziz kemudian berkata, “Apakah maksud
semua ini, hai, Yusuf? Janganlah engkau menjauh dariku, sehingga aku binasa
kerana rindu kepadamu”. Yusuf diam tanpa jawaban. Isteri al-Aziz mendekatinya
lagi seraya berkata, “Aduhai, Yusuf,betapa indahnya rambutmu!”
Yusuf menjawab, “Inilah sesuatu yang pertama kali
akan berhamburan dari tubuhku setelah aku mati”.
“Aduhai, Yusuf, betapa indahnya kedua matamu!”
Bujuk isteri al-Azizlagi.
“Keduanya ini adalah benda yang pertama kali akan
lepas dari kepalaku dan akan mengalir di muka bumi!”
Istri al-Aziz berkata lagi, “Betapa tampannya
wajahmu, hai, Yusuf”.
“Tanah kelak akan melumatnya,” Jawab Yusuf.
Kemudian Zulaiha berkata kepadanya, “Telah
terbuka tubuhku kerana ketampanan wajahmu”.
“Syaitan menolongmu untuk berbuat hal itu!” Kata
Yusuf.
“Yusuf! Bagaimanapun aku harus mendapatkan apa
yang selama ini kudambakan, dan kini aku datang kerananya”. Kata Zulaiha.
Yusuf menjawab: “Ke manakah aku akan lari dari
murka Allah jika aku menderhakaiNya?”
Nabi Yusuf kemudiannya mula menjauh dan melarikan
diri dari Isteri Al-Aziz. Zulaikha mengejar dan sempat tangannya mencapai
pakaian Yusuf dari arah belakang.Lalu terkoyaklah bajunya(Yusuf). Zulaikha
merasa takut lalu melaporkan hal tersebut kepada suaminya dengan menfitnah mengatakan
bahawa dia di nodai Yusuf. Tetapi,Al-Aziz tidak mempercayainya kerana sifat
jujur Yusuf dan juga bukti yang nyata yaitu baju Yusuf terkoyak di bahagian
belakang.
Berita itu tersebar dengan cepat sekali di mesir.
Zulaikha merasa malu dan kemudiannya menemui penyelesaian. Dia menjemput para
wanita menghadiri suatu majlis di rumahnya. Di atas meja majlis tersebut
terdapat buah-buahan dan juga pisau. Tika mereka berborak-borak sambil di
tangan mengupas buah, lalu Zulaikha memanggil Yusuf. Yusuf pun keluar. Tiba-tiba,
semua mata terpaling pada raut wajah yang sangat tampan itu tanpa sedar arah
hangat mengalir dari jari-jemari mereka kerana terpukau dengan raut wajahnya. Yusuf
dapat mengagak niat jahat ibu angkatnya lalu bermohon pada Allah. Sambil
berlindung kepada Allah,
Yusuf berkata, “Tuhanku! Penjara lebih kusukai
daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Allah hindarkan aku
dari tipu daya mereka, tentulah aku tertarik kepada mereka. Dan tentulah aku
termasuk orang yang jahil”.
Allah meneguhkan hamba-hamba-Nya yang mukmin
serta berlindung dan berpegang dengan kebenaran yang diperintahkan oleh-Nya …”
Maka, Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu
daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui”.
Setelah beberapa lama di Yusuf di penjara,Zulaikha
mula menyesal atas perbuatannya. Wanita itu bertanyakepada dirinya sendiri:
“Salahkah aku tatkala menyuruh al-Aziz memasukkan Yusuf ke dalam penjara? Ya,
kuharamkan diriku melihat Yusuf… “Sekali lagi ia berfikir dalam kegelisahannya:
“Tetapi, apakah aku bersalah dalam urusan itu?”
Ia menyanggah dirinya sendiri untuk lepas dari
azab, seperti seorang dermawan yang haus,tetapi tidak sanggup menjangkau air
yang dipikul di bahunya sendiri. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun
demi tahun berjalan tanpa sunyi dari cerita isteri al-Aziz dengan Yusuf.
Tiba-tiba dengan izin Allah , datanglah utusan
raja, memerintahkan Al-Aziz untuk datang ke istana. Isteri al-Aziz sangat heran,
sebab hal itu belum terjadi sebelumnya. Ia bertanya kepada suaminya apa
kira-kira yang menyebabkan sang raja memanggilnya ke istana.
Al-Aziz menjawab, “Mungkin ada urusan yang
berhubungan dengan Yusuf.”
Mendengar nama Yusuf disebut lagi, lenyaplah
segala dugaan. Tetapi, benarkah raja hanya berkehendak untuk berbicara dengannya
tentang Yusuf?
Dengan penuh pertanyaan di benaknya, pergilah
isteri al-Aziz menuju istana raja. Di sana didapatinya wanita-wanita yang telah
memotong tangannya beberapa waktu yang lalu, semuanya menghadap Raja Mesir.
Sementara itu, sang raja memandangi wajah para wanita itu satu persatu,
kemudian mengajukan pertanyaan singkat kepada wanita-wanita itu: “Bagaimana
keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?”
Mereka menjawab serentak: “Kami tiada mendapati
suatu keburukan padanya (Yusuf)”.
Tiba-tiba, tanpa diminta oleh Raja, isteri
al-Aziz berbicara. Ia merasa telah tiba saatnya untuk berbicara terus
terangperihal itu, agar hilang semua beban dosa kerana tindakan aniayanya terhadapYusuf.
Di hadapan Raja, wanita-wanita kota, dan seluruh yang hadir disitu, ia
menerangkan: “Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yang menggodanya untuk
menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang
benar”.
(Yusuf berkata), “Yang demikian itu agar dia
(al-Aziz) mengetahui bahawa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya
dibelakangnya, dan bahawasanya Allah tidak merelai tipu daya orang-orang yang
berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang”.
Terjadi perbedaan pendapat tentang kehidupan
perempuan itu selanjutnya. Sebahagian orang berpendapat bahawa sejak itu istri al-Aziz
hidup bersama kesedihan dan putus asa karena ingatannya kepada Yusuf. Sebagian
yang lain berpendapat bahwa isteri al-Aziz itu akhirnya pindah ke suatu tempat
yang jauh, dan tiada kabar beritanya sama sekali. Yang jelas, kehidupan wanita
itu menjadi terganggu, kerana cinta kepada Yusuf.
Namun ada yang mengisahkan
setelah peristiwa itu Zulaikha bertaubat kepada Allah SWT. Ketika Yusuf diutus
menjadi Rasul dan menjadi penguasa menggantikan Al-Aziz, Nabi Yusuf berjumpa dengan
Zulaikha yang ketika itu keadaannya sudah tua. Akhirnya Allah menjadikan Zulaikha
muda remaja dan menikah dengan Nabi Yusuf. Maka jadilah Zulaikha sebagai
seorang wanita yang solehah yang sentiasa beramal kepada Allah SWT.
Bacalah Surah Yusuf Ayat 4 yang berbunyi: “Idz
Qaala Yuusufu Li Abiihi Yaa Abati Inni Ra Aitu Ahada’ Asyara Kaukabauw Wasy Syamsa
Wai Qamara Ra aituhum Lii Sajidin” Bermaksudnya: Ingatlah ketika Yusuf berkata
kepada ayahnya,”Wahai Ayahku, sesungguhnya
aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan kelihatan semuanya
sujud kepadaku…”
Kemudian sambung Surah Thaahaa Ayat 39 “Wa-alqayka
‘alayka mahabbatan minnii walitushna’a’laa ‘ainii” Bermaksud: “Dan aku telah
melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariku, dan supaya kamu diasuh di
bawah pengawasanku.”(Qs.thaahaa:39)
(Kisah Zullaikha ini dapat di baca dalam
Al-Qur’an surah Yusuf ayat 21-53)